MAKALAH
“GURU NGAJI”
DISUSUN OLEH :
AYU KARTIKA PUTERI HERLAMBANG
KELAS XI IPA-E
SMAN 10 SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Apa yang
ada di dalam fikiran kita tentang Guru Ngaji? Mungkin seperti seorang perempuan
yang berjilbab lebar , memakai baju gamis, bergelang tasbih dan selalu membawa
Al-Quran? Atau seorang lelaki yang selalu memakai peci dan baju kokoh serta
membawa Al-Quran? Yah, memang benar biasanya seorang Guru Ngaji digambarkan
seperti itu. Mungkin sewaktu kecil kita pernah berkumpul di mushala, pagi hari
atau sore hari bersama teman-teman untuk mengaji . Pasti kalau kita mengaji
kita membutuhkan guru atau yang disebut dengan Guru Ngaji untuk mengajarkan dan
membimbing kita supaya kelak kita pandai membaca Al-Quran. Tapi sebenarnya
tujuan guru ngaji mengajarkan anak didiknya bukan hanya sekedar mengajarkan
membaca Al-Quran , namun juga untuk meletakkan dasar dari pengetahuan agama dan
menunjang pendidikan agama dari usia dini terutama aqidah dan akhlak kita.
Oleh
karena itu penulis bermaksud untuk mengkaji lebih dalam mengenai guru ngaji.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari guru ngaji
2. Bagaimana standar kompetisi menjadi
guru ngaji
3. Apa alasan menjadi guru ngaji
C.
Tujuan
1. Memberi informasi mengenai guru
ngaji
2. Memberi bahan pertimbangan memilih
pekerjaan
D.
Manfaat
1. Mengetahui informasi mengenai guru
ngaji
2. Sebagai bahan pertimbangan memilih
pekerjaan
BAB II
ISI
A. Pengertian
Guru ngaji berasal dari dua kata, yaitu
“guru” dan “ngaji”. Guru adalah orang yang mengajarkan ilmunya
kepada murid. Makna dari definisi guru ini sangat luas yang meliputi mendidik,
menyampaikan ilmu, memberi contoh, mengarahkan, menilai/mengevaluasi, dan
sebagainya agar murid menjadi pintar. Guru merupakan sebuah profesi. Sedangkan
ngaji atau mengaji adalah membaca dan memahami atau mempelajari Kitab Suci
AL-Qur’an. Jadi guru ngaji adalah guru yang mengajarkan tentang bagaimana membaca,
memahami, dan mempelajari Kitab Suci AL-Qur’an yang berisi tentang ketauhidan
kepada Allah SWT
B. Standar Kompetisi
Ada beberapa standar kompetensi untuk menjadi guru ngaji,
yaitu:
1. Ikhlas
Syeikh Abdur Rahman bin Muhammad bin
Qosim mengatakan, “Dalam dakwah ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu ikhlas karena mengharap melihat wajah Alloh dan sesuai dengan sunnah Rasulullah. Jika seorang dai tidak memenuhi
kriteria pertama maka dia adalah musyrik.
Tetapi jika syarat kedua yang tidak terpenuhi maka dia adalah mubtadi’ (ahli bid’ah).
2. Beraqidah Islamiyah
yang kuat
Guru ngaji harus
beraqidah Islamiyah yang kuat dan tidak terpengaruh aqidah atheism,
materialisme, sosialisme dan lainnya, sehingga perlu pendidikan dan pelatihan
materi Aqidah Islam agar terjadi kesepahaman.
3. Ikhlas dalam menghidupkan sunnah
Mengajarkan
keislaman harus berdasarkan Alquran dan sunnah serta guru ngaji harus punya
kemamuan untuk menghidupkan sunnah diwaktu orang lain menjauhi sunnah, sehingga
menjadi contoh bagi lingkungannya.
4. Punya kemauan memajukan dan mengembalikan
kejayaan umat dengan persatuan dan kesatuan Umat Islam
Setiap guru
ngaji harus punya kemauan yang kuat untuk menghidupkan Islam dan mengembalikan
kejayaan Umat Islam tanpa membedakan faham, golongan dan suku karena dasar
kehancuran Umat Islam disebabkan oleh perpecahan yang disebabkan oleh ashobiyah
tersebut. Dan setiap guru ngaji tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman yang
keliru yang menyebabkan perpecahan umat.
5. Berpendidikan cukup sesuai kebutuhan
sehingga perlu pendidikan dan pelatihan yang terstruktur dan memadai.
C. Alasan menjadi guru ngaji
Setiap
guru ngaji pasti mempunyai alasan memilih pekerjaan menjadi guru ngaji,
diantaranya yaitu :
1. Jihad fii sabilillah (berjuang di
jalan Allah)
Karena dengan menjadi guru ngaji berarti telah mensyiarkan
Al-Quran yang merupakan sumber hukum atau pedoman bagi umat islam. Hal tersebut
bisa berarti ikut berperan langsung dalam mempertahankan Agama Islam. Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling
tinggi. Al Quran adalah kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan
dengan penuh berkah, Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang
lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia
adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW
bersabda, خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْأَنَ وَعَلَّمَهُ”Sebaik-baik orang diantara kalian
adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
2. Ilmu jadi manfaat
Dengan menjadi guru ngaji , ilmu akan
bermanfaat. Misalnya kita mengajari 1 anak mengaji surat Al-Fatihah, kita akan
dapat pahala, lalu kalau anak itu sudah dewasa dan punya murid, diajarkan ke
muridnya. Kita juga akan dapat pahala, selama apa yang kita ajarkan itu
diamalkan terus. Bahkan sampai kita ma`ti akan tetap dapat pahala.
3.
Waktu
Dengan menjadi guru ngaji, kita tidak
banyak dalam penggunaan waktu, jadi di sela-sela waktu kosong, kita masih dapat
mengkaji ilmu agama lebih banyak dan juga menjalankan kewajiban sebagai hamba Allah
dan peran masing-masing dalam keluarga.
4.
Menjadi
tauladan dalam keluarga
Bagi yang sudah memiliki keluarga,
sepatutnya ia memiliki ilmu agama yang mendalam agar keluarga yang ia bina
menjadi keluarga yang sakinah ma wahdah wa rahmah. Dengan menjadi guru ngaji,
ia bisa menjadi tauladan bagi anak-anak, sehingga anak-anak tidak belajar ngaji
dengan orang lain, melaikan dengan orangtuanya sendiri.
5. Allah akan
memuliakan kita
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11)
Ayat di atas menunjukkan betapa tingginya derajat orang-orang yang berilmu, beramal shaleh dan berjihad di jalan Allah. Bukan hanya dihargai dan dihormati oleh sesamanya, akan tetapi Allah pun mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dengan mengikuti kajian-kajian keislaman (Ngaji) yang rutin kita ikuti keilmuan kita akan bertambah dan itu akan mengangkat derajat keimanan kita dihadapan Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11)
Ayat di atas menunjukkan betapa tingginya derajat orang-orang yang berilmu, beramal shaleh dan berjihad di jalan Allah. Bukan hanya dihargai dan dihormati oleh sesamanya, akan tetapi Allah pun mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dengan mengikuti kajian-kajian keislaman (Ngaji) yang rutin kita ikuti keilmuan kita akan bertambah dan itu akan mengangkat derajat keimanan kita dihadapan Allah SWT.
6.
Yang Akan Menolong Orang Tua Kita
Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:" Apabila seseorang telah meninggal, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya." (HR. Muslim).
Hadist dia atas menjelaskan bahwa tatkala seseorang meninggal dunia maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 perkara. Yang salah satunya adalah doa anak yang soleh. Tentunya, dengan kita mengaji diri kita akan dibina untuk menjadi anak yang soleh secara pribadi dan masyarakat sehingga doa-doa yang kita panjatkan untuk orang tua kita yang meninggal insya Allah akan menjadi pahala untuk kedua orang tua kita. Amin
Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:" Apabila seseorang telah meninggal, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya." (HR. Muslim).
Hadist dia atas menjelaskan bahwa tatkala seseorang meninggal dunia maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 perkara. Yang salah satunya adalah doa anak yang soleh. Tentunya, dengan kita mengaji diri kita akan dibina untuk menjadi anak yang soleh secara pribadi dan masyarakat sehingga doa-doa yang kita panjatkan untuk orang tua kita yang meninggal insya Allah akan menjadi pahala untuk kedua orang tua kita. Amin
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Insya’Allah manusia
akan sukses dunia akhirat, dengan menjadi guru ngaji semata-mata karena Allah
ta’ala. Sesuai dengan salah satu dalil dalam islam “kalau kamu mengurus akhiratmu, maka
Allah akan menjamin duniamu. Tapi kalau kamu mengurus dunia, Allah tidak
menjamin akhiratmu” Ibarat kata : kalau kita menanam padi, rumput
akan ikut tumbuh tapi kalau kita menanam rumput, padi tidak akan ikut tumbuh. Allahu’alam.
B. Saran
1. Perlunya
pelatihan menjadi guru ngaji
2. Memilih
dan menjadi guru ngaji yang tepat